Tuesday, December 1, 2015

Ikuti KTT Perubahan Iklim Di Paris, Jokowi Didesak Tegaskan Penurunan Emisi

Berita Terbaru Presiden Jokowi saat ini sedang berada di Paris, Perancis guna menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim yang kini tengah diselenggarakan di Perancis. Sebelum berangkat munuju Perancis dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Presiden Jokowi menegaskan jika Indonesia mempunyai kepentingan guna memastikan dampak perubahan iklim agar dapat diminimalisir.

Munurut penuturan Jokowi tersebut, Indonesia mempunyai kepentingan pada KTT Perubahan Iklim tersebut karena Indonesia mempunya sekitar 17.000 pulau. Jika permukaan air laut tersebut naik sebagai dampak dari perubahan iklim yang terjadi, maka Indonesia pun pasti akan mendapatkan pengaruh yang cukup besar dari hal tersebut. Sehingga, Indonesia berkepentingan untuk memastikan hal tersebut bisa diminimalisir.
Selain hal tersebut, dalam KTT yang akan dimulai hari ini (30/11), Indonesia juga akan menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan selama ini guna menghadapi perubahan iklim yang terjadi.

Menyangkut hal tersebut Jokowi juga menegaskan, Pemerintah bisa saja mencabut izin pengelolahan hutan jika terbukti hal tersebut menyalahi peruntukan. Serta akan mengembalikan fungsi-fungsi wilayah serapan air dan hutan di masa yang akan datang nantinya.

Baca Berita Terbaru Jokowi : http://oketekno.com/blog/berita-jokowi/

Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim, atau Konferensi Tahunan Para Pihak (COP) ke-21 Kerangka Perubahan Iklim PBB (UNFCC) tersebut kini sedang berlangsung di Paris, Perancis. Hal itu mempunyai arti penting sebab, salah satunya yang akan membicarakan tindak lanjut setelah Protokol Kyoto berakhir.

Ikuti KTT Perubahan Iklim Di Paris, Jokowi Didesak Tegaskan Penurunan Emisi


Sementara itu, kehadiran Jokowi pada Conference of Paties (COP) 21 diharapkan bisa menegaskan komitmen pemerintah Indonesia guna menurunkan emisi. Jokowi diharapkan dapat menegaskan sistem kelola, agar tidak lagi diserahkan pada pasar dan korporasi.

Tanggapan juga muncul dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang ikut melayangkan sejumlah desakan kepada Presiden Jokowi seiring dengan kehadirannya di acara COP 21 di Paris. Dalam pidato yang disampaikannya di UN Framework Covention of Climate Change, mereka mengharapkan Jokowi akan bisa menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia guna menurunkan emisi gas rumah kaca dengan garis dasar yang jelas.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan garis dasar tersebut adalah dengan dihitung berdasarkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia, serta juga dari energi kotor semacam batubara. Terlebih lagi, WALHI juga meminta kpada Jokowi agar dapat melakukan koreksi tentang kontribusi negara dalam pengendalian perubahan iklim yang hingga kini masih pasif serta belum menunjukkan kontribusinya, dengan indikasi penurunan hanya sebesar 29 persen saja.

Mereka juga berpendapat, jika Pemerintah Indonesia memang mempunyai komitmen untuk membangun ekonomi secara berkelanjutan, Pemerintah tidak boleh lagi tergantung serta menyerahkannya kepada pasar dan Korporasi.

WALHI juga mengatakan dengan memberikan keleluasaan kepada pasar dan korporasi, pemerintah hanya akan melancarkan komodifikasi dan finansialisasi sumber daya alam yang dipunyai oleh Indonesia.

Dalam pidato di UNFCCC tersebut, WALHI juga berharap Presiden Jokowi bisa secara tegas mengakui serta menjadikan model kelola rakyat yang berbasiskan pada kearifan lokal. Dengan cara seperti itu, sitem yang berjalan sudah tidak lagi diserahkan kepada korporasi, termasuk mereka yang selama ini menggunakan pakaian restori ekosistem.

Kunjungi Untuk Berita Terbaru lainnya : http://oketekno.com/blog/


No comments:

Post a Comment